KHUTBAH PERTAMA
اللهُ اَكْبَرْ x3 اللهُ اَكْبَرْ 3x اللهُ اَكبَرْ 3x اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3 x Walillahilhamd
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Pada Hari Raya Idul Fitri ini, kita wajib bersyukur kepada Allah, Rabbul’alamin, Rabb semesta alam, yang telah menganugrahkan kepada kita ni’mat yang luar biasa banyak dan tiada tara ragamnya. Walau di sisi lain kita juga harus bersabar dan meningkatkan kesabaran kita karena Bulan Ramadan yang lalu dan Idul Fitri saat ini masih dalam suasana pandemik Covid-19.
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Sejak kasus pertama di umumkan oleh Presidin Joko Widodo pada Hari Senin Tanggal 2 Maret 2020 hampir 3 bulan yang lalu, kasus demi kasus penularan virus corona ditemukan dan disampaikan ke publik, penyebarannya tidak lagi berdasarkan deret hitung tapi berdasarkan deret ukur. Tidak lagi 1,2,3,4 dan seterusnya tapi, 1, 2, 4, 16 dan seterusnya, Sampai hari Rabu 13 Mei 2020 pukul 12.00 WIB , terjadi penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 689 orang. Atau dengan kata lain ada 15.438 kasus Covid-19 di Indonesia, entah berapa ribu bila di hitung sampai saat ini,,,
Sebagian pakar meyakini kasus positif virus Corona di Indonesia memiliki fenomena gunung es, dalam artian, jumlah kasus yang terlaporkan lebih rendah daripada yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Allahu Akbar 3 x Walillahilhamd
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Masa pandemik COVID-19 yang mengharuskan orang-orang lebih banyak berada di rumah ibarat masa-masa ulat menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu.
“Ulat saat menjadi kepompong merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak bebas. Ketika dia merasa hidupnya akan berakhir seperti itu, dia kemudian menjadi kupu-kupu yang lebih indah.
Masa-masa harus bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah terlebih di Bulan Ramadan kemarin adalah masa-masa yang memuakan-menyebalkan-membosankan tidak menyenangkan untuk sebagian orang. Namun ketika proses ini berhasil dilalui, kita semua mempunyai keyakinan Insya Allah akan menjadi manusia-manusia yang lebih baik, seperti halnya kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu.
Kita memiliki keyakinan ; ini semua akan bisa kita lalui, ini semua akan berlalu Indonesia wabil khusus Sumedang Insya Allah akan bisa pulih kembali, bisa sehat kembali,”
Oleh karena itu kita “Jangan mudah protes, tetapi kita harus berproses, mungkin di awal ada yang merespons dengan panik atau marah. Kita tidak boleh tidak memang harus berproses menanggapi situasi dan kondisi tidak nyaman yang kita rasakan secara bersama-sama seluruh rakyat dunia.
Allahu Akbar 3 x Walillahilhamd
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Puasa di Bulan Ramadan Tahun 1441 H bertepatan dengan tahun 2020 M tahun ini menjadi Istimewa untuk Refresh, menyegarkan kembali ke-iman-an kita. Ketika kita di haruskan lebih banyak tinggal di rumah melaksanakan berbagai aktivitas seperti bekerja, sekolah, kuliah dan beribadah di rumah dengan tujuan untuk ikut serta dalam pencegahan dan penanggulangan penularan virus korona, seolah-olah kita diajarkan untuk sementara waktu meninggalkan kecintaan kita terhadap dunia.
Kadangkala kita selama ini sering menuhankan dunia, menomor dua-kan negeri akhirat, menomor satukan harta, tahta dan kekayaan dunia menomor dua-kan Allah SWT sang pencipta pengatur dunia seluruhnya. Memang kita sering melaksanakan amaliah kebaikan, namun apakah amaliah kebaikan kita didasarkan oleh keimanan atau malah dilakukan dengan dorongan untuk meraih kemuliaan dunia, mengejar riya, sum’ah, gengsi atau mengharap pujian dari sesama manusia.
Amaliah kebaikan yang ditujukan bukan untuk mencari ridha Allah sebagaimana dijelaskan oleh Syeh Wahbah Al-Zuhaili bagaikan angin yang sangat dingin lagi kencang yang menimpa tanam-tanaman sehingga tidak menyisakan sedikitpun kecuali kebinasaan.
Allah SWT berfirman :
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (QS. Alfurqon : 23)
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Syeh Wahbah Al Zuhaili menambahkan sebuah amal tidak diterima juga akibat kekufuran. Imam Al-Qurtubhi menyatakan bahwa kedoliman orang-orang kafir itu disebabkan karena mereka menanam bukan pada waktu, tempat serta tujuan yang benar.
Abdullah bin Mas’ud RA pernah berkata kepada para sahabatnya, “Puasa dan Shalat kalian lebih banyak daripada para sahabat Nabi, namun mereka tetap lebih baik dari kalian. Mereka bertanya, mengapa demikian ? Abdullah bin Mas’ud menjawab, “dibanding kalian, para sahabat nabi lebih zuhud terhadap dunia dan lebih mencintai akhirat’.
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Banyak Berdiam diri dirumah, bukanlah semata-mata berdiam diri tetapi memilik maksud untuk menjaga jarak dengan orang lain yang di mungkinkan bisa terjadi penularan virus.
Bagi Ummat Islam, sesungguhnya physical distancing, menjaga jarak fisik adalah pekerjaan yang mestinya lebih mudah dilaksanakan karena Ummat Islam sudah sangat terbiasa melaksanakan puasa, dimana dalam ibadah ini Ummat Islam dididik untuk selalu disiplin menjaga hal-hal yang bisa membatalkan puasanya. Jangankan yang haram, dalam menjalankan puasa seseorang diperintahkan menahan makan dan minum atau perbuatan yang tadinya halal sampai waktu yang telah ditentukan.
Kekuatan internal pada diri inilah yang dilatih-dididik selama Puasa Ramadan, kekuatan ini biasanya disebut dengan sebutan sabar.
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan berbagai keinginan serta adanya kemampuan bertahan dalam situasi sulit tanpa adanya keluhan. Semakin tinggi tingkat kesabaran seseorang maka semakin kokoh dalam menghadapi masalah yang terjadi.
Dalam kasus penyebaran virus corona, betapa ketidakmampuan untuk bersabar mengakibatkan penyebaran virus menjadi tinggi, diberitakan dalam sebuah media karena ketidaksabaran untuk menjalani isolasi di rumah sakit seorang pasien yang nekad pulang ke rumahnya, akhirnya mengakibatkan satu “lembur” satu kampung kurang lebih berjumlah 100 orang melakukan isolasi mandiri karena di duga terinfeksi virus korona.
Banyak contoh-contoh lain yang bisa jadi pelajaran buah dari ketidaksabaran, intinya ketidaksabaran, menjadi daya rusak yang luar biasa, apalagi jika ketidak-sabaran tersebut dimiliki oleh orang dengan posisi dan wewenang yang cukup besar, maka akan menjadi luas dampak kerusakan dan kekacauan yang ditimbulkannya.
Puasa Ramadan pada tahun ini tentu menjadi istimewa dan penuh kenangan karena kita memperoleh pelajaran untuk terus bersabar dan meningkatkan kesabaran kita agar kita menjadi orang-orang yang sukses. Sukses di dunia terlebih sukses di akhirat.
Bersabar memang pahit awalnya, akan tetapi manis akhirnya. Allah SWT memerintahkan sabar dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi maupun yang disenangi. Begitu mulianya sebuah kesabaran sehingga Allah SWT menghimbau kepada orang beriman agar menjadikan kesabaran sebagai pegangan, sebagai penolong seperti yang dituntunkan dalam al-qur’an surat al-Baqarah ayat 153;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Allahu Akbar 3 x Walillahilhamd
Hadirin Jama’ah Sholat Idul Fitri Rahimakumullah,
Sikap sabar sangat terkait dengan ketahanan dan keuletan untuk bertahan dalam kondisi yang tidak nyaman dalam upaya mencapai kondisi atau situasi yang diinginkan. Di dalam ketahanan dan keuletan juga terkandung disiplin diri. Disiplin diri yang dimaksud tentu saja adalah ketahanan dan keuletan dalam kerangka ketaqwaan kepada Allah SWT.
Bersabar juga mengandung sikap untuk memiliki kemampuan memahami orang lain sebagaimana yang diinginkannya, dengan bersabar orang tidak memaksakan kehendaknya, tetapi berbagi dengan orang lain tentang apa yang menjadi keinginan bersama. Dengan bersabar orang lebih banyak mencari kesamaan-kesamaan dibandingkan dengan perbedaan-perbedaan, dengan bersabar pula orang mampu memilih dan memilah mana-mana yang menjadi keinginan pribadinya dan mana-mana yang menjadi keinginan bersama yang menjadi prioritas utamanya.
Bersabar juga mengandung unsur keberanian dan kepercayaan diri, sehingga dengan bersabar akan menumbuhkan kepercayaan diri yang kemudian menumbuhkan daya juang,
Kesabaran seringkali diidentikan dengan orang dengan perangai lemah (weakness). Perbedaan utamanya biasanya terlihat pada adanya prinsip penting yang dianut atau dijadikan dasar dalam perilakunya. Orang yang sabar selalu memiliki prinsip-prinsip yang kuat yang kemudian mendorongnya berbuat sabar, sedangkan orang yang lemah tidak memiliki prinsip-prinsip yang kuat dari apa yang dilakukannya.
Sebagai penutup, marilah kita istiqomah dalam kesabaran bahkan tingkatkan lagi kesabarannya sebagai kunci menuju sukses wabil khusus dalam mencegah dan menanggulangi virus corona ini. Kesabaran yang aktif dan dinamis, bukan kesabaran yang pasif dan stagnan.
Mudah-mudahan kita semua diberikan kemampuan dan kekuatan oleh Allah SWT, menjadi manusia-manusia yang lebih baik setelah menjalankan Ibadah di Bulan Ramadan yang ditempa bersama-sama musibah Pandemik virus korona. Amin ya Allah Ya Rabbal’alamin, Wallahu’alam bishowwab,,,,
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرْ 3x اللهُ اَكْبَرْ 4x اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا .رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ .اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ .اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِجَمِيْعِ مَوْتَى الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ شَهِدُوْا لَكَ بِالْوَحْدَانِيَّةِ وَلِنَبِيِّكَ بِالرِّسَالَةِ وَمَاتُوْا عَلَى ذَلِكَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ
وَأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِمْ مِنَ الذٌّنُوْبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَجَازِهمْ بِالْحَسَنَاتِ إِحْسَانًا وَبِالسَّيِّئَاتِ عَفْوًا وَغُفْرَانًا .اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ .وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
*) Naskah khutbah ini tidak ditujukan sebagai kewajiban pelaksanaan shalat idul fitri 1441/2020, kebolehan pelaksanaan shalat idul fitri menunggu keputusan Pemerintah Pusat atau Keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumedang.
**) Bekerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumedang
***) Klik Disini untuk download Khutbah dalam format Microsoft Word
****) Untuk Khutbah dalam bahasa sunda klik disini.